berlindung di balik puisi

Pikiran manusia selalu penuh kata-kata, hati menjadi kendalinya dan lisan yang mewujudkannya. namun adakalanya ketiganya tidak berjalan beriringan. pikiran berkata, hati merasa tapi lisan tak mampu berbicara.
Kalau sedang tidak ada masalah yang berarti tentu bukan hal yang sulit, namun saat pikiran terus memproduksi kata-kata dan hati tidak mampu menahannya disertai pertimbangan mengeluarkan dengan lisan ditimbang banyak bahayanya semua berubah menjadi beban. pesan dari lisan pun seolah tak bisa tersampaikan.
lantas diri terdorong untuk mencari perlindungan, memang bukan untuk bersandar pada Sang Khalik, namun tidak pula langsung bisa dikonotasikan sebagai langkah menjauhkan diri dari Tuhan. Berlindung di bawah kuasa Tuhan Yang Maha Esa adalah suatu keniscayaan. Hanya saja adakalanya kita perlu mencari implementasi atau bentuk lain kinerja lisan.Tepat rasanya menyatakan diri untuk berlindung di balik puisi.
 Dengan puisi kita bisa merasa survive dan mencapai puncak kepuasan berkata-kata. jika dengan lisan kita masih harus mengumpulkan tenaga, dengan puisi kita bisa berteriak tanpa harus memekakkan telinga dan membuat hati orang lain lara.




Terserah bersuara bariton, tenor atau yang lain...kita tetap boleh berpuisi
Walaupun tanpa pengibaratan dan memakai dengan kata lugas puisi itu tetap indah.
Terlebih jika ia dari hati. Puisi itu cerminan keunikan hati...akhirnya
Semoga kita tidak pernah bosan puisi dan berpuisi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Pemandunya

Anakku Guru terbaikku

Blogger for Android